OpiniRenungan

Vaksin Hati Melumpuhkan Hati yang Keras

Vaksin hati melumpuhkan hati yang keras itu perlu dalam hidup Anda. Kondisi hati yang keras, berkarat dan sakit itu perlu “suntikan” vaksin hati agar penyakit hatinya bisa dibersihkan dan disembuhkan. Untuk itu, dekatkanlah hati dengan zikir. Ingatkanlah hati kita akan hari kiamat.

Arda Dinata
Oleh:  Arda Dinata 

Suatu penyakit yang menyerang manusia dapat dilumpuhkan dengan memberikan vaksin tertentu. Vaksin diartikan sebagai suspensi bibit penyakit yang hidup, tetapi telah dilemahkan atau dimatikan untuk menimbulkan kekebalan.

Begitu juga dengan kondisi hati yang keras dan sakit, tentu perlu diberi vaksin hati untuk melemahkan, melumpuhkan dan menyembuhkannya.

Seorang murid bertanya kepada Syekh Abdul Qadir Al-Jailani, “Saya ingin membuang jauh-jauh penyakit hubb al-dunya (cinta berlebih kepada dunia) dari hati saya. Tetapi bagaimana caranya?”

Syekh Abdul Qadir menjawab, “Lihatlah bagaimana dunia menjungkirbalikan para budak dan pencinta dunia. Lihatlah bagaimana dunia memperdaya mereka, melalaikan mereka dari Allah, membuat mereka menderita kala tidak memperolehnya. Bila engkau, wahai penanya, memandang cacat dan aib dunia dengan mata hatimu, insya Allah engkau dapat membuang jauh-jauh penyakit hubb al-dunya dari hatimu. Sebaliknya, bila engkau melihatnya dengan mata kepalamu, engkau tak dapat melihat aibnya, tak dapat mengeluarkan hubb al-dunya dari hatimu.”

Menjaga dan menyehatkan kondisi hati itu sangat penting dalam hidup manusia. Untuk itu, perbaikilah kondisi hati kita, karena jika hatinya baik, baiklah seluruh keadaan manusia. Nabi Muhammad saw. bersabda, “Ketahuilah, dalam tubuh terdapat segumpal daging. Bila segumpal daging itu baik, baiklah seluruh tubuh. Namun, bila segumpal daging itu rusak, rusaklah seluruh tubuh. Daging itu adalah hati.” (HR. Bukhari dan Muslim).

BACA JUGA:  Mengatasi Krisis Air Bersih dengan Pembentukan Kampung Iklim dan Model Desa Konservasi di Jawa Barat

Hati dapat diartikan seperti bejana atau gelas. Hati orang kafir adalah seumpama gelas yang terbalik, sehingga gelas itu tidak bisa dimasuki kebaikan apapun. Hati orang munafik diibaratkan gelas yang pecah, sehingga sesuatu atau apapun yang dimasukkan kepadanya dari atas akan turun dari bawahnya. Sedangkan hati orang mukmin bagaikan gelas utuh yang dapat menampung semua kebaikan yang dimasukkan padanya.

Ibrahim bin Adham mengatakan, “Hati seorang mukmin adalah bening seperti cermin, sehingga jika setan akan memberinya sesuatu kotoran, pasti ia akan dapat melihatnya. Sekiranya ia berbuat suatu dosa, maka di dalam hatinya akan terdapat noktah hitam. Jika ia bertaubat, maka noktah hitam tersebut akan terhapus.”

Hati manusia jadi sakit akibat perbuatan dosa yang dilakukannya. Dosa yang menumpuk itu akan menggelapkan hati. Akibatnya, ia kehilangan cinta yang tulus, kekhusuan beribadah, ketentraman dan ketenangan hati; memiliki hati dan mata yang keras; malas beramal maupun beribadah.

Imam Turmudzi mengatakan, “Hidupnya hati karena iman dan kematiannya karena kekufuran. Sehatnya hati karena ketaatan dan sakitnya hati karena terus-menerus mengerjakan kemaksiatan. Kesadarannya hati karena zikir dan tidurnya hati karena kelengahan.”

Kondisi hati yang keras, berkarat dan sakit itu perlu “suntikan” vaksin hati agar penyakit hatinya bisa dibersihkan dan disembuhkan. Untuk itu, dekatkanlah hati dengan zikir. Ingatkanlah hati kita akan hari kiamat.

Renungkanlah saat kita berada dalam kubur. Lalu, bayangkanlah bagaimana Allah membangkitkan dan mengumpulkan semua mahluk di hadapan-Nya. Rasulullah saw. bersabda, “Sungguh hati itu berkarat. Beningkan ia dengan membaca Al-Qur’an, mengingat mati, dan menghadiri majelis zikir atau majelis ilmu.” (HR. Syihab dan Baihaqi).

Agar vaksin hati dalam tubuh berfungsi dengan baik, maka setiap manusia harus dapat menjaga kondisi hatinya itu dalam kebaikan dan kebenaran. Syekh Abdul Qadir Al-Jailani mengatakan, “Ada empat hal yang dapat menjaga hati, yaitu: menjaga makanan yang dimakan; meluangkan waktu untuk ketaatan; memelihara kehormatan; dan meninggalkan hal yang membuatmu lupa kepada Allah.”

Arda Dinata

*Arda Dinata, adalah kolomnis tetap di Sanitarian Indonesia (https://insanitarian.com). Aktivitas hariannya sebagai peneliti, sanitarian, dan penanggungjawab Laboratorium Kesehatan Lingkungan, tinggal di Pangandaran.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: