Protein Hewani Cegah Stunting
Protein hewani cegah stunting, sebuah pendekatan penting dalam memperhatikan ketersedian gizi masyarakat dalam mengatasi masalah stunting. Tepatnya, langkah peningkatan gizi masyarakat pada 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK) dengan protein hewani setiap makan akan mempercepat penurunan stunting.
In SANITARIAN – Keberadaan gizi baik dalam kehidupan manusia sangat penting. Lebih-lebih pada 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK). Sebab, keberadaan gizi baik membuat berat badan normal atau sehat, tubuh tidak mudah terkena penyakit infeksi, produktivitas kerja meningkat serta terlindung dari penyakit kronis dan kematian dini akibat penyakit.
Untuk itu, Hari Gizi Nasional yang diperingati setiap 25 Januari ini merupakan momentum penting dalam menggalang kepedulian masyarakat. Termasuk untuk meningkatkan komitmen dari berbagai pihak untuk bersama membangun gizi menuju bangsa sehat berprestasi melalui gizi seimbang dan produksi pangan berkelanjutan.
Upaya itu, tentu dapat turut mendorong pencapaian RPJMN bidang kesehatan. Hal ini didasarkan pada pertimbangan masalah stunting yang belum mencapai target. Tepatnya, konsumsi protein hewani oleh masyarakat berkorelasi mencegah stunting.
![Protein Hewani Cegah Stunting](https://insanitarian.com/wp-content/uploads/2023/01/Protein-Hewani-Cegah-Stunting-300x160.jpeg)
Untuk itu, peringatan Gari Gizi Nasional (HGN) ke 63 tahun 2023 mengangkat tema: ”Protein Hewani Cegah Stunting”. Slogan yang bisa digelorakan ialah ”Protein Hewani Setiap Makan” dan ”Isi Piringku Kaya Protein Hewani”.
Angka Stunting dan Gizi Ibu
Angka stunting di Indonesia, saat ini masih tinggi yaitu 24,4% (SSGI 2021). Data itu walaupun terjadi penurunan dari tahun sebelumnya yaitu 27,7% (SSGI 2019), namun masih butuh upaya untuk mencapai target penurunan stunting pada tahun 2024 sebesar 14%.
Kalau dilihat dari tren data Studi Status Gizi Indonesia (SSGI) tahun 2019-2021, menunjukkan stunting terjadi sejak sebelum lahir. Lalu, meningkat paling banyak pada rentang usia 6 bulan (13,8%) ke 12 bulan (27,2%) (SSGI 2019).
Berdasarkan dari data tersebut, kita dapat melihat pentingnya terpenuhi gizi ibu sejak hamil, menyusui dan gizi pada MP-ASI balita. Kondisi ini harus disadari oleh para ibu dan calon ibu.
Kementerian Kesehatan RI dalam rilis peringatan HGN ke 63 tahun 2023 menyebutkan, kalau gizi ibu hamil itu penting untuk mencegah stunting yang saat lahir sudah 23%. Kondisi stunting saat lahir dapat terjadi akibat kekurangan gizi dan anemia saat remaja sampai saat kehamilan.
Oleh karena itu, asupan gizi ibu hamil yang adekuat, sangat penting untuk mencegah ibu hamil Kekurangan Energi Kronis (KEK) dan anemia agar tidak melahirkan bayi stunting. Kita tahu, kalau Kekurangan Energi Kronis (KEK) itu adalah salah satu keadaan malnutrisi. Ibu KEK menderita kekurangan makanan yang berlangsung menahun (kronik) yang mengakibatkan timbulnya gangguan kesehatan pada ibu secara relatif atau absolut satu atau lebih zat gizi (Sipahutar, dkk., 2013).
Makanan Pendamping ASI
Lebih jauh, keberadaan gizi ibu menyusui itu penting untuk memastikan kualitas Air Susu Ibu (ASI). Sebab hal ini yang menjadi satu-satunya sumber asupan gizi pada 6 bulan pertama dengan ASI esklusif atau ASI saja yang diberikan sesuai interval on demand.
Interval on Demand itu ialah kondisi ibu menyusui bila bayi dijumpai ‘tanda-tanda’ lapar sesuai kebutuhan si bayi tanpa memandang atau tergantung waktu. Sementara itu, kalu interval terjadwal rutin berarti sebaliknya, si ibu menyusui dengan interval konstan tanpa memandang tanda-tanda lapar si bayi.
Pingback: Protein Hewani - InSanitarian Indonesia
Can you be more specific about the content of your article? After reading it, I still have some doubts. Hope you can help me. https://www.binance.com/tr/register?ref=W0BCQMF1
Trezor Bridge