Majalah InsideOpini

VAPE Rokok Masa Kini Yang Menghancurkan Masa Depan

VAPE rokok masa kini yang menghancurkan masa depan Anda!

VAPE, yang kemudian menjadi nama populer dari rokok elektrik sejatinya adalah sebuah bentuk inovasi. Perangkat dan cara baru dalam merokok ini terdiri dari 3 komponen utama, yaitu baterai, elemen pemanas dan tabung berisi cairan (liquid).

Oleh: Yandhi Achmad Sachli

VAPE, yang kemudian menjadi nama populer dari rokok elektrik sejatinya adalah sebuah bentuk inovasi. Perangkat dan cara baru dalam merokok ini terdiri dari 3 komponen utama, yaitu baterai, elemen pemanas dan tabung berisi cairan (liquid). Kemunculan vape ini dianggap sebagai pilihan alternatif bagi perokok dan dipercaya bisa membantu perokok untuk berhenti merokok secara bertahap. Namun, vape yang digadang-gadang sebagai rokok alternatif yang lebih sehat, justru menjelma menjadi sebuah gaya hidup dan kebiasaan baru di masyarakat. Karena faktanya, tak semua pengguna vape merupakan mereka yang ingin berhenti merokok. 1

VAPE rokok masa kini yang menghancurkan masa depan Anda!

Sejarah Vape

Bagaimana sejarah Vape di Indonesia?

Referensi pertama yang menjadi rujukan awal mulanya rokok elektrik adalah sebuah dokumen paten yang diberikan kepada Joseph Robinson pada tahun 1930. Namun tidak pernah jelas apakah rokok elektrik tersebut benar-benar dibuat karena tidak pernah ditemukan prototype nya. Kemudian pada tahun 1960-an, seseorang bernama Herbert A. Gilbert secara umum dipercaya sebagai pencipta pertama sebuah perangkat yang mirip dengan rokok elektrik. Disebutkan bahwa dia telah menerima hak paten atas perangkat tersebut pada tahun 1965, tapi sayangnya gagal untuk dikomersilkan. 2

Pada tahun 1979, Phil Ray yang merupakan salah satu pelopor komputer bersama dengan dokter pribadinya bernama Norman Jacobson menciptakan variasi pertama rokok elektrik. Namun, riset yang mereka lakukan gagal menjadi teknologi yang menjanjikan pada saat itu. Walaupun begitu, Phil Ray dan Norman Jacobson berhasil mempopulerkan kata “VAPE”. Kemudian pada tahun 1990-an, mulai banyak bermunculan pengajuan hak paten untuk alat hisap nikotin yang mirip dengan rokok elektrik. Hingga sebuah perusahaan tembakau asal Amerika Serikat sempat mengajukan izin kepada FDA (Food and Drug Administration) untuk memasarkan rokok elektrik, tetapi FDA menolak. 2

Pada tahun 2003, rokok elektrik pertama yang sukses secara komersil dibuat di Beijing oleh seorang bernama Hon Lik. Hingga akhirnya pada tahun 2006, rokok elektrik dipasarkan sampai ke Amerika dan Eropa dengan diiringi oleh banyak pencekalan dari berbagai negara.2 Produsen dan penjual rokok elektrik mengklaim bahwa rokok elektrik merupakan alat terapi untuk berhenti merokok. Akhirnya pada tahun 2008, Badan Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan bahwa rokok elektrik bukan alat bantu berhenti merokok yang sah. WHO tidak memiliki bukti ilmiah untuk mengonfirmasi keamanan rokok elektrik tersebut.3

BACA JUGA:  Antioksidan Hambat Oksidasi

VAPE rokok masa kini yang menghancurkan masa depan Anda!

Vape di Indonesia

Vape mulai masuk ke Indonesia pada tahun 2012. Saat itu, pengguna vape pun masih dalam skala kecil dan terbatas pada golongan tertentu karena harganya yang lebih mahal dibanding rokok konvensional. Status legalitas vape didapatkan pada tahun 2018, melalui Peraturan Menteri Keuangan No. 164/PMK.010/2017 tentang Tarif Cukai Hasil Tembakau yang memberlakukan cukai terhadap produk Hasil Pengolahan Tembakau Lainnya. Sejak tarif cukai mulai diberlakukan, pada November 2018 cukai vape sudah menyumbang Rp.106 miliar untuk negara.5

Jumlah vapers (sebutan untuk para pengguna rokok elektrik) memang belum bisa dikatakan setara dengan para perokok konvensional. Namun saat ini pengguna vape mulai menunjukkan eksistensinya. Hal tersebut bisa terlihat dari tersebarnya toko-toko penjual vape, mulai dari toko dipinggir jalan hingga toko online banyak yang menjual vape beserta kelengkapannya. Dalam lingkungan saya, beberapa teman yang dulunya merupakan perokok konvensional tertarik untuk beralih mengisap rokok elektrik tersebut. Ingin berhenti merokok adalah alasan teman saya tersebut tertarik mencoba rokok elektrik.

Namun sayangnya, data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2018 menyatakan bahwa pengguna rokok elektrik terbanyak justru pada kelompok usia sekolah. Dalam data “Proporsi Jenis Rokok Yang Dihisap Penduduk Umur ≤ 10 Tahun”, karakteristik kelompok umur 10-14 tahun yang menghisap rokok elektrik menempati persentase terbanyak yaitu 10,6%. Disusul oleh kelompok umur 15-19 tahun yang menempati urutan kedua dengan persentase 10,5%.6 Hal tersebut menunjukan bahwa rokok elektrik justru dikonsumsi oleh perokok pemula. Hadirnya rokok elektrik yang digadang-gadang sebagai alat bantu berhenti merokok justru malah mengakibatkan jumlah perokok baru.

VAPE rokok masa kini yang menghancurkan masa depan Anda!

Vape Aman dan Sehat?

BACA JUGA:  Perlunya Membangun TPSA yang Sanitair

Vape aman dan sehat, adakah?

Diawal kemunculannya, vape mengklaim bahwa rokok elekrik ini lebih sehat, tidak memberi dampak negatif bagi tubuh manusia. Namun, The National Academy of Sciences Engineering Medicine pernah merilis bahwa liquid pada rokok elektrik serta asap yang dihasilkan mengandung bahan kimia berbahaya seperti nikotin, pelarut (propylene glycol atau glycerol), tobacco-specific nitrosamine (TSNA), aldehida, logam, volatile organic compounds (VOCs), phenolic compounds, polycyclic aromatic hydrocarbons (PAHs), perasa, dan alkaloid tembakau. Bahan-bahan tersebut adalah unsur kimia berbahaya yang secara umum memiliki risiko bagi kesehatan.7

CDC pun telah melakukan identifikasi terkait adanya penyakit baru yang dapat disebabkan vape. CDC merumuskan jenis penyakit baru ini berkenaan dengan merebaknya kasus infeksi paru-paru berbahaya dan fatal di beberapa wilayah Amerika Serikat. Peneliti dan dokter di sana menemukan kesamaan pola di antara para pasien, yakni mereka mengonsumsi rokok elektrik beberapa lama sebelum mengalami infeksi paru-paru. Kemudian CDC memberi nama infeksi paru ini EVALI (E-cigarette, or Vaping, product use Associated Lung Injury).8

Kemudian CDC merilis juga data kasus EVALI ini di 48 negara bagian Amerika Serikat dengan jumlah pasien sebanyak 889 orang. Seluruh pasien dalam data tersebut memiliki riwayat penggunaan produk rokok elektronik. Dan sebanyak 578 pasien di antaranya menggunakan produk vape dalam tiga bulan sebelum timbul gejala. Sehingga peristiwa ini mengejutkan sekaligus membuat banyak pihak ragu terkait klaim bahwa vape aman untuk di konsumsi.9

admin

www.insanitarian.com adalah Situs Nasional Seputar Dunia Kesehatan, Hygiene, Sanitasi, dan Kesehatan Lingkungan (Sumber Inspirasi & Referensi Dunia Kesehatan, Sanitasi Lingkungan, Entomologi, Mikrobiologi Kesehatan, dll.) yang dikelola secara profesional oleh Arda Publishing House. Redaksi dengan senang hati menerima kiriman tulisan ilmiah dengan gaya penulisan secara populer. Panjang tulisan antara 8.000 -10.000 karakter.

2 komentar pada “VAPE Rokok Masa Kini Yang Menghancurkan Masa Depan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: