HyperkesLingkungan Fisik

Mewujudkan Budaya Ramah Lingkungan Dalam Berkendaraan

Kelima, reaksi kimia. Banyak dipergunakan pada emisi golongan nitrogen dan belerang. Membersihkan gas golongan nitrogen, caranya dengan diinjeksikan amoniak yang akan bereaksi kimia dengan NOx dan membentuk bahan padat yang mengendap. Untuk menjernihkan golongan belerang dipergunakan copper oksid atau kapur dicampur arang.

Sementara itu, pencegahan pencemaran udara berbentuk partikel dapat dilakukan melalui enam konsep. Pertama, “membersihkan” (scrubbing). Mempergunakan cairan untuk memisahkan polutan. Alat scrubbing ada berbagai jenis, yaitu berbentuk plat, masif, fibrous, dan spray.

Kedua, menggunakan filter. Dimaksudkan untuk menangkap polutan partikel pada permukaan filter. Filter yang dipergunakan berukuran sekecil mungkin. Filter bersifat semipermeable yang dapat dibersihkan, kadang-kadang dikombinasikan dengan pembersihan gas dan filter polutan partikel.

Ketiga, mempergunakan presipitasi elektrostatik. Cara ini berbeda dengan cara mekanis lainnya sebab langsung ke butir-butir partikel. Polutan dialirkan di antara pelat yang diberi aliran listrik sehingga presipitator yang akan mempresipitasikan polutan partikel dan ditampung di dalam kolektor. Pada bagian lain akan keluar udara yang telah dibersihkan.

Keempat, mempergunakan kolektor mekanis. Dengan menggunakan tenaga gravitasi dan tenaga kinetis atau kombinasi keduanya untuk mengendapkan partikel. Sebagai kolektor dipergunakan gaya sentripetal yang memakai siklon.

Kelima, program langit biru. Yaitu program untuk mengurangi pencemaran udara, baik pencemaran udara yang bergerak maupun stasioner. Dalam hal ini, ada tiga tindakan yang dilakukan terhadap pencemaran udara akibat transportasi (baca: kendaraan bermotor), yaitu:

(1) mengganti bahan bakar kendaraan. Bahan bakar disel dan premium pembakarannya kurang sempurna sehingga terjadi polutan yang berbahaya. Dalam program lagit biru, hal ini dikaitkan dengan penggantian bahan bakar ke arah bahan bakar gas yang memberikan hasil pembakaran lebih baik.

BACA JUGA:  Upaya Pencegahan Kebakaran

(2) mengubah mesin kendaraan. Mesin dengan bahan bakar disel diganti dengan mesin bahan bakar gas.

(3) memasang alat-alat pembersihan polutan pada kendaraan bermotor.

Keenam, menggalakan penanaman pohon. Mempertahankan paru-paru kota dengan memperluas pertamanan dan penanaman berbagai jenis pohon sebagai penangkal pencemaran. Sebab, tumbuhan akan menyerap hasil pencemaran udara (CO2) dan melepaskan oksigen sehingga mengisap polutan dan mengurangi polutan dengan kehadiran oksigen.

Adapun upaya yang lain untuk menekan terjadinya polusi udara kota-kota besar di Indonesia, maka ada beberapa langkah yang bisa kita lakukan sebagai berikut: 

Pertama, kita harus berani membenahi sistem transportasi yang telah ada dan ternyata banyak merugikan kesehatan masyarakat. Sistem transportasi perkotaan ditentukan sebagai berikut: untuk kota raya dengan jumlah penduduk lebih dari 1 juta, bentuk transportasi trayek utama berupa kereta api dan bus besar. Kota besar dengan jumlah penduduk antara 500 ribu, 1 juta menggunakan bus besar. Sementara itu, untuk kota sedang berpenduduk sekira 100 ribu, 500 ribu, angkutan yang diperkenankan bus besar atau sedang. Untuk kota kecil berpenduduk kurang dari 100 ribu, angkutannya berupa bus sedang. Sistem ini hendaknya diterapkan secara nyata di lapangan dengan dukungan oleh adanya political will pemerintah daerah.

Kedua, melakukan pemeriksaan terhadap kadar buangan kendaraan secara ketat dan periodik serta melakukan penyebarluasan informasi tentang bahaya dan cara menghindari terjadinya polusi udara (terutama gas buangan kendaraan).

Ketiga, bagi mereka yang berada (baca: bertempat tinggal) pada daerah rawan terpapar polusi udara, sesegera mungkin melakukan pemeriksaan secara rutin dan pengobatan secara tepat. Atau bentuk pencegahan yang lain adalah membiasakan diri untuk mengonsumsi makanan mengandung serat tinggi. Serat makanan dapat menetralkan zat pencemar udara dan mengurangi penyerapan logam berat melalui sistem pencernaan kita. Dan keempat, yang paling penting pemerintah hendaknya komitmen terhadap mengganti bensin bertimbal dengan bensin tanpa timbal.

BACA JUGA:  Mitigasi Bencana Pada Dua Masyarakat Adat di Banten Kidul

Dengan usaha mewujudkan budaya ramah lingkungan dalam berkendaraan di atas, semoga semua komponen masyarakat menjadi sadar akan bahaya pencemaran udara dari kendaraan bermotor dan akhirnya kita berharap semoga budaya ramah lingkungan dalam berkendaraan segera tumbuh sehingga kedepannya akan muncul kesadaran baru untuk memelihara lingkungan dari pencemaran kendaraan bermotor di kota-kota Indonesia. Inilah salah satu harapan yang harus diwujudkan atas kesadaran bersama demi kesehatan kita dan anak cucu kelak. Amin. ***

_❤oOo❤_

Nikmati tulisan lainnya di sini yang sesuai kategori:

Sanitarian dan kesehatan lingkungan keberadaannya tidak bisa dipisahkan. Keduanya bagaikan satu tubuh.

Bagaimana sebenarnya masalah kesling dan sosok Sanitarian itu? Baik kualifikasi, peran, fungsi, dan kompentensinya?

Baca di sini informasinya:
👇😍😍👇
https://insanitarian.com/…/sanitarian-dan-kesehatan-lingku…/

Anda tidak ingin ketinggalan informasi dari leman website In SANITARIAN INDONESIA di  https://insanitarian.com/! Caranya klik whatsApp di bawah ini:

Arda Dinata

Penulis adalah dosen di Akademi Kesehatan Lingkungan Kutamaya.

Arda Dinata

*Arda Dinata, adalah kolomnis tetap di Sanitarian Indonesia (http://insanitarian.com). Aktivitas hariannya sebagai peneliti, sanitarian, dan penanggungjawab Laboratorium Kesehatan Lingkungan, tinggal di Pangandaran.

Tinggalkan Balasan

error: