Puasa, Terapi Jiwa Menuju Sehat
Puasa, terapi jiwa menuju sehat. Apa betul? Aktivitas puasa secara fisik dapat menyehatkan anggota tubuh manusia yang melakukannya. Betulkah puasa itu menyehatkan? Padahal kita tahu bersama, secara fisik selama berpuasa tidak ada sesuatu makanan dan minuman yang masuk ke dalam tubuh manusia. Apa yang terjadi pada tubuh kita sebenarnya saat berpuasa itu?
Oleh: Arda Dinata
In SANITARIAN – Hasil yang diharapkan melalui ibadah puasa ini adalah agar seseorang terlatih mengendalikan syahwat perut dan kemaluan. Karena ibadah puasa memiliki keistimewaan tersendiri dibanding dengan ibadah lainnya, maka Allah SWT sendiri yang akan membalasnya. Demikian pula ibadah puasa, diharapkan sebagai terapi jiwa menuju sehat.
Dalam sebuah hadis qudsi, Allah SWT berfirman, “Setiap amal anak Adam dilipatgandakan pahalanya, satu kebaikan menjadi sepuluh kali lipat sampai tujuh ratus kali lipat. Kecuali puasa. Puasa itu untuk-Ku, dan Aku-lah yang akan membalasnya. Ia tinggalkan nafsu syahwat dan makannya semata-mata karena Aku.“ (HR. Muslim).
Sebenarnya banyak keistimewaan lain yang terdapat dalam ibadah puasa ini, yang jelas-jelas kalau kita jalankan secara benar akan menjadikan Ramadan itu sebagai bulan prestatif. Paling tidak aktivitas puasa itu sebagai terapi jiwa menuju sehat. Dalam bahasa lain, keistimewaan puasa itu meliputi dalam enam hal menurut Hawari Aulia (1999), yaitu:
Pertama, puasa merupakan momentum pembersih dan penyuci jiwa (tazkiyatun nafs).
Kedua, meningkatkan aspek ruhiyah (janib ruhi) melebihi aspek materil (janib maddi) pada diri manusia.
Ketiga, penggemblengan terhadap iradah, pelatihan mengendalikan diri, serta mengalahkan segala kecenderungan hati dari segala yang melanggar ketentuan Allah SWT.
Keempat, pengendalian kecenderungan seks yang efektif.
Kelima, membangkitkan perasaan syukur dengan karunia Allah.
Keenam, manfaat sosial (hikmah ijtima’iyah).