Info KesehatanOpiniPromkes

Penyakit Kanker Dapat Dicegah

Penyakit kanker dapat dicegah. Sepanjang pola makan kita baik dan sehat, maka penyakit kanker ini dapat dicegah. Apa buktinya? Kalau kita teliti, sesungguhnya selain ada zat-zat yang merugikan dalam gizi makanan tertentu (akibat pola makan yang salah), terdapat pula zat-zat gizi yang terkenal sebagai zat antikarsinogen.

Oleh: Arda Dinata

In SANITARIAN – Ada momen yang patut kita renungkan terkait dengan dunia kesehatan. Yaitu hari kanker sedunia (World Cancer Day) yang jatuh pada 4 Februari. Tema peringatan tahun ini ialah “Cancer Can Be Prevented Too” (Kanker Juga Dapat Dicegah). Tema kali ini cukup positif untuk kita sebarkan dan menyadarkan akan kesan “angker” terhadap penyakit kanker ini.

Memang kita semua sadar betul, kalau setiap kanker itu merupakan penyakit ganas. Pada konteks ini, ganas tersebut harus kita maknai bahwa yang ganas itu karena sel-sel kanker memiliki perilaku untuk membelah diri secara cepat tanpa dapat dikendalikan oleh mekanisme pengaturan tubuh normal, sehingga ia mendesak, menyusup ke dalam jaringan normal di sekitarnya dan menyebar ke organ-organ tubuh lainnya.

Walau kanker ini ganas, tapi kanker juga dapat dicegah. Sebab, munculnya kanker erat sekali dengan pola makan yang tidak sehat. Untuk kanker tenggorokan berkaitan dengan tingginya konsumsi alkohol dan kebiasaan merokok. Kanker lambung terkait dengan tingginya konsumsi makanan berkadar garam tinggi. Kanker kolon (usus besar) dan rektum disebabkan oleh tingginya konsumsi lemak dan minuman beralkohol. Sedangkan kanker hati diduga akibat percemaran makanan oleh aflatoksin dan juga konsumsi alkohol yang tinggi.

Pola makan sehat

Sepanjang pola makan kita baik dan sehat, maka penyakit kanker ini dapat dicegah. Apa buktinya? Kalau kita teliti, sesungguhnya selain ada zat-zat yang merugikan dalam gizi makanan tertentu (akibat pola makan yang salah), terdapat pula zat-zat gizi yang terkenal sebagai zat antikarsinogen. Yaitu zat yang bersifat protektif (zat yang melindungi seseorang yang mengonsumsinya dari terkena kanker).

BACA JUGA:  Kedaulatan Pangan Petani Tradisi

Termasuk golongan itu adalah sayur-sayuran dan buah-buahan yang banyak mengandung vitamin A, betakaroten, vitamin C, dan vitamin E. Juga zat gizi lain yang saat ini terkenal berpotensi mencegah penyakit kanker, seperti selenium (Se), asam folat, niasin (vitamin B3), vitamin D, seng (zinc), kalsium (Ca), dan magnesium (Mg).

Makanan jenis sayura-sayuran dan buah-buahan adalah memiliki kandungan serat yang tinggi. Kita tahu, serat ini merupakan bagian dari pangan nabati yang tidak dapat dicerna oleh tubuh juga berperan penting dalam pemeliharaan kesehatan tubuh dan dapat mencegah timbulnya kanker kolon.

Fungsi serat itu penting karena dapat menarik air dari sekitar pembuluh darah sehingga melunakkan feses dan mendorong pengeluaran yang efisien melalui usus. Sumber makanan yang mengandung serat adalah biji-bijian, kulit dan daging, buah-buahan serta sayuran, seperti seledri, kol, kembang kol, bayam, dan lainnya.

Pada sayuran dab buah-buahan tersebut terdapat juga kandungan betakaroten, vitamin C, vitamin E, dan selenium. Zat-zat tersebut dikenal sebagai zat antioksidan yang dapat merangsang sistem kekebalan tubuh untuk melawan radikal bebas yang membentuk karsinogen (substansi yang dapat menimbulkan kanker). Mekanisme antioksidan dalam menghambat terjadinya kanker ini termasuk mencegah pembentukan karsinogen dan mengalangi rusaknya sel normal lainnya.

Lebih jauh, keberadaan antioksidan itu terbukti dapat menghambat kerusakan kromosom, tahap promosi tumor, transformasi sel, dan rangsangan terbentuknya kanker secara kimia atau radiasi. Betakaroten banyak terdapat pada sayuran berwarna kuning, seperti wortel. Sedangkan vitamin C banyak dijumpai pada buah-buahan, seperti jeruk, jambu biji, dan lain-lain. Vitamin E banyak terdapat pada sereal, minyak nabati, jagung, sayuran berdaun hijau, dan buah-buahan. Selenium terdapat pada daging, kerang, sereal, dan produk ternak.

BACA JUGA:  Daftar Artikel Kesehatan

Hasil penelitian

Menurut beberapa penelitian, wanita penderita kanker serviks (mulut rahim) kadar asam folat dalam darahnya menurun. Hal ini tidak selalu berarti bahwa kadar asam folat yang rendah mencetuskan atau menyebabkan penyakit kanker. Dengan suplementasi asam folat, perubahan abnormal sel-sel di mulut rahim (cervical dysplasia) yang bisa berkembang menjadi kanker mulut rahim, dapat dicegah. Asam folat ini banyak terdapat pada sayuran hijau (brokoli, bayam, asparagus), biji-bijian, hati, kacang polong, dan buncis.

Suplementasi vitamin B3 atau niasin dilaporkan juga dapat mencegah kanker. Vitamin ini biasanya diberikan pula pada penderita kanker yang sedang menjalani kemoterapi, untuk mengurangi efek toksis (peracunan) dari kemoterapi itu sendiri. Penelitian Popov bahkan menyatakan, pemberian kombinasi niasin dan aspirin pada penderita kanker kandung kemih ternyata menurunkan angka kekambuhan dan meningkatkan perpanjangan waktu hidup penderita kanker. Niasin banyak terkandung dalam daging sapi, ayam, kacang-kacangan, ikan, daging tak berlemak, telur, dan alpukat.

Arda Dinata

*Arda Dinata, adalah kolomnis tetap di Sanitarian Indonesia (http://insanitarian.com). Aktivitas hariannya sebagai peneliti, sanitarian, dan penanggungjawab Laboratorium Kesehatan Lingkungan, tinggal di Pangandaran.

Tinggalkan Balasan

error: