Air Minum, Air Tanah, dan Sanitasi
- 1,2 miliar orang dengan layanan dasar , yang berarti sumber air yang lebih baik terletak dalam perjalanan pulang pergi 30 menit;
- 282 juta orang dengan layanan terbatas , atau sumber air yang lebih baik yang membutuhkan lebih dari 30 menit untuk mengumpulkan air;
- 368 juta orang mengambil air dari sumur dan mata air yang tidak terlindungi; dan
- 122 juta orang mengumpulkan air permukaan yang tidak diolah dari danau, kolam, sungai dan sungai.
Air Tercemar dan Sanitasi Buruk
Ada hal berhubungan antara air minum, air tanah, dan sanitasi. Yakni, kondisi air tercemar dan sanitasi buruk berkorelasi pada penularan penyakit, seperti kolera, diare, disentri, hepatitis A, tipus dan polio. Layanan air dan sanitasi yang tidak ada, tidak memadai, atau dikelola secara tidak tepat akan membuat individu menghadapi risiko kesehatan.
Apalagi, bila kondisi itu terjadi pada fasilitas perawatan. Secara global, 15% pasien mengalamai infeksi selama dirawat di rumah sakit, dengan proporsi yang jauh lebih besar di negara berpenghasilan rendah.
WHO, mengabarkan ada sekitar 829.000 orang diperkirakan meninggal setiap tahun akibat diare akibat air minum yang tidak aman, sanitasi dan kebersihan tangan. Namun, sejatinya diare sebagian besar dapat dicegah, dan kematian 297.000 anak berusia di bawah 5 tahun dapat dihindari setiap tahun, jika faktor risiko ini ditangani. Di mana, air tidak tersedia, orang mungkin memutuskan perilaku mencuci tangan bukan prioritas, sehingga menambah kemungkinan diare dan penyakit lainnya.
Upaya Sanitasi dan Melindungi Air Tanah
Air minum, air tanah, dan sanitasi merupakan tiga hal yang saling terkait. Menurut WHO, saat ini, 2,2 miliar orang memiliki akses terbatas ke air minum yang aman. Dan pada tahun 2025, setengah dari populasi dunia akan tinggal di daerah yang kekurangan air.
Untuk mengatasi hal tersebut, diperlukan kepemimpinan dan investasi pemerintah yang kuat dalam layanan air minum dan sanitasi yang tangguh akan membantu melindungi air tanah. Arti lainnya, kita perlu upaya sanitasi dan melindungi air tanah,
Dengan meningkatkan pengelolaan sanitasi dapat berdampak besar pada kualitas air minum, baik dari permukaan maupun sumber air tanah yang rentan. Terutama, ketika kotoran itu mencemari sumber air minum.
Jadi, keberadaan air minum, air tanah, dan sanitasi ini perlu kita jaga dengan baik. Arti lainnya, kemajuan sanitasi yang dikelola dengan aman perlu dipercepat pembangunannya. Termasuk tidak ketinggalan mencakup fokus yang lebih besar pada dampaknya terhadap air tanah. Akhirnya, keterkaitan antara air minum, air tanah, dan sanitasi itu harus jadi hal yang menarik. Sebab, hal tersebut sudah terlihat jelas masalahnya sehingga perlu satu kesatuan upaya yang dilakukan oleh tiap orang. Semoga informasi ini bermanfaat untuk meningkatkan kesadaran akan keberadaan air minum, air tanah, dan sanitasi.***
_❤oOo❤_
Arda Dinata, adalah kolomnis tetap di Sanitarian Indonesia (http://insanitarian.com). Aktivitas hariannya sebagai peneliti, sanitarian, dan penanggungjawab Laboratorium Kesehatan Lingkungan, tinggal di Pangandaran.
_❤oOo❤_
Nikmati tulisan lainnya di sini yang sesuai kategori:
- Biokimia
- Buku Kesehatan Lingkungan
- Dasar Kesling
- Entomologi
- Hyperkes
- Info Kesehatan
- Inspirasi Sanitarian
- Jurnal Kesehatan Lingkungan
- Kesehatan Lingkungan
- Lingkungan Fisik
- Majalah Inside
- Mikrobiologi
- Opini
- Parasitologi
- Pembuangan Tinja & Air Limbah
- Pengelolaan Sampah
- Pengembangan Profesi
- Penyehatan Air Minum
- Peraturan
- Promkes
- Renungan
- Rumah Sehat
- Sanitasi Makanan
- Sanitasi Rumah Sakit
- Sanitasi Tempat Umum
- Teknologi Tepat Guna
- Vektor dan Binatang Pengganggu
Arda Dinata adalah Penulis buku Strategi Produktif Menulis dan penulis kolom di
http://www.produktifmenulis.com,
https://www.miqraindonesia.com/