Inspirasi SanitarianKesehatan LingkunganLingkungan FisikPengelolaan SampahSanitasi Rumah Sakit

Bentuk Pengelolaan Limbah Medis RS

Ketiga, pengelolaan sampah medis golongan C, yaitu berupa pembuangan sampah medis yang berasal dari unit patologi kimia, haematologi, transfusi darah, mikrobiologi, histologi, dan post partum. Termasuk dari unit sejenis (binatang percobaan penelitian) dibuat dalam kode pencegahan infeksi dalam laboratorium klinis dan ruang post mortum dan publikasi lainnya.

Keempat, pengelolaan sampah medis golongan D. Untuk barang-barang yang lebih atau produk medis baru sebagian digunakan hendaknya dikembalikan kepada petugas yang bertanggung jawab di bagian farmasi RS.

Kelima, pengelolaan sampah medis golongan E. Ada kekecualian pada golongan ini, yaitu kecuali barang-barang yang berasal dari ruangan dengan risiko tinggi, isi sampah golongan E ini bisa dibuang melalui saluran air sluicer,  WC atau unit pembuangan khusus diperuntukan untuk itu. Sedangkan untuk sampah yang tidak dapat dibuang melalui saluran air hendaknya disimpan dalam bak penampung sampah medis dan dimusnahkan dengan incinerator.

Catatan Tambahan Pengelolaan Sampah Medis    

Bentuk pengelolaan limbah medis RS (rumah sakit) perlu diketahui oleh tim pengelola Kesehatan lingkungan di RS agar pengelolaan limbah medis dapat dilakukan dengan baik dan maksimal hasilnya. Yakni RS menjadi aman, terhindari dari penularan aneka penyakit, dan pekerja, pasien, dan pengunjung terlindungi.

Ada beberapa catatan tambahan terkait pengelolaan sampah medis ini. Untuk alat transportasi sampah medis yang menggunakan trolli/kereta, maka hendaknya pada bagian permukaan harus licin, rata dan tidak tembus; tidak akan menjadi sarang serangga; mudah dibersihkan dan dikeringkan; sampah tidak menempel di alat angkut; sampah mudah diisikan, diikat, dan dituang kembali.

Adapun untuk kondisi kalau di RS itu tidak tersedia sarana transportasi limbah medis, maka harus disediakan bak terpisah dari sampah biasa dalam bak truck pengangkut sampah, dan dilakukan upaya mencegah terjadinya kontaminasi sampah lain yang dibawa. Di sini, yang lebih penting lagi adalah harus dapat dijamin bahwa sampah dalam keadaan aman dan tidak terdapat kebocoran atau tumpahan.

BACA JUGA:  Kelapa, Sambu Group dan Keberlanjutan Indonesia

Catatan tambahan untuk bagian tempat penampungan sementara sampah medis ini, yaitu: diusahakan sampah medis dapat diangkut sesering mungkin. Kondisi sampah dikatakan penuh, bila 2/3 atau ¾ isi kantong penuh sampah medis.

Sementara itu, sampah medis yang tidak berbahaya dapat ditampung bersama sampah lain sambil menunggu pemusnahan. Untuk itu, saat menunggu proses pengangkutan sampah medis, hendaknya: simpan dalam kontainer yang memenuhi syarat; lokasi strategis, dalam kantong warna dan kode terpisah; diletakan di tempat yang kering dan ada sarana pencuci; aman dari orang yang tidak bertanggung jawab; dan terjangkau kendaraan pengangkut sampah.

Bentuk pengelolaan limbah medis RS (rumah sakit) perlu diketahui oleh tim pengelola Kesehatan lingkungan di RS agar pengelolaan limbah medis dapat dilakukan dengan baik dan maksimal hasilnya. Yakni RS menjadi aman, terhindari dari penularan aneka penyakit, dan pekerja, pasien, dan pengunjung terlindungi.

Hal lainnya, harap diingat betul bahwa peringatan bahaya dari kontainer bertekanan, seperti kaleng aerosol hendaknya tidak dimasukkan ke dalam kantong sampah yang akan dimusnahkan dengan incinerator. Ingatlah cara-cara penanganan untuk sampah yang masuk dalam sampah B3.

Akhirnya, ada beberapa kebijakan dalam pembuangan sampah medis/klinis yang harus diperhatikan. RS hendaknya menetapkan peraturan standar yang jelas (protap) untuk penanganan, penampungan, pengangkutan, dan pembuangan limbah medis/klinis.

Aturan itu, harus disesuaikan dengan kondisi lokal serta perlu diikuti dengan latihan sesuai dengan kategori maupun fungsi sumber daya tenaga yang ada. Dan tidak kalah pentingnya perlu ditetapkan seorang petugas yang bertanggung jawab dalam pelaksanaan dan pengembangan program sanitasi RS.***

Arda Dinata, Peneliti dan Alumnus Magister Ilmu Kesehatan Masyarakat Minat Kesehatan Lingkungan UGM.

❤oOo❤_

Bagaimana dengan kabar dan cerita teman-teman. Kasih tahu saya donk, lewat kolom kementar ya!

Salam
Arda Dinata
http://www.produktifmenulis.com
https://insanitarian.com

BACA JUGA:  Berinvestasi Menyelamatkan Bumi: Kesehatan Lingkungan dan Perubahan Iklim

❤oOo❤_

Untuk mendapatkan update tentang informasi terbaru dari www.Insanitarian.com, silahkan ikuti kami lewat media sosial di bawah ini:

nstagram: https://www.instagram.com/arda.dinata/

Instagram: https://www.instagram.com/kesling.id/

Facebook: https://web.facebook.com/Inspirasiarda

Anda tidak ingin ketinggalan informasi dari leman website In SANITARIAN INDONESIA di  https://insanitarian.com/! Caranya klik whatsApp di bawah ini:

Silakan share informasi ini agar nilai manfaatnya bisa dirasakan para pembaca lainnya. Oke, saya tunggu juga tanggapannya di kolom komentar ya!

_❤oOo❤_

Mau jadi penulis kolomnis tetap di InSanitarian Indonesia (https://insanitarian.com). Silahkan hubungin dan klik whatsApp di bawah ini untuk mengirimkan tulisannya.

Kami tunggu ya dan salam sehat sukses selalu.

https://insanitarian.com/ ,

http://www.produktifmenulis.com,

https://ardadinata.com/, dan

https://www.miqraindonesia.com/

_❤oOo❤_

Arda Dinata

*Arda Dinata, adalah kolomnis tetap di Sanitarian Indonesia (https://insanitarian.com). Aktivitas hariannya sebagai peneliti, sanitarian, dan penanggungjawab Laboratorium Kesehatan Lingkungan, tinggal di Pangandaran.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: