3 M Plus Satu Jam Setiap Minggu Untuk Menghindari Kerugian Trilyunan Rupiah Akibat DBD
3 M Plus Satu Jam Setiap Minggu Untuk Menghindari Kerugian Trilyunan Rupiah Akibat DBD
Hampir semua orang pernah mendengar atau bahkan sudah mengetahui tentang DBD. Penyakit yang disebabkan virus Dengue, ditularkan nyamuk Aedes. Nyamuk ini hidup disekitar tempat tinggal manusia.
Oleh: Lukman Hakim
Hampir semua orang pernah mendengar atau bahkan sudah mengetahui tentang DBD. Penyakit yang disebabkan virus Dengue, ditularkan nyamuk Aedes. Nyamuk ini hidup disekitar tempat tinggal manusia.
Habitatnya ada di tempat-tempat penampungan air yang tidak berhubungan langsung dengan tanah. Jenisnya beragam, mulai dari bak mandi, tempayan, ember, baskom, penampungan air di dispenser, penampungan air di kulkas, lubang pada pagar tanaman, di ketiak daun tanaman bahkan barang-barang bekas yang ada di sekitar tempat tinggal manusia. Butuh waktu 7-10 hari bagi Aedes untuk menyelesaikan siklus hidupnya mulai dari telur, jentik, pupa hingga jadi nyamuk dewasa.
Indonesia adalah daerah endemis tinggi untuk DBD. Sejak pertama kali ditemukan di Surabaya pada tahun 1968, sampai dengan bulan Oktober tahun 2019 tercatat jumlah kasusnya mencapai 2.509.926. Meskipun grafik kasusnya naik turun, tetapi kecenderungannya jumlah kasus terus meningkat dan penyebarannya pun semakin meluas.
Kerugian yang sudah ditimbulkan akibat DBD bisa berupa imateriil maupun materiil, meliputi rasa sakit, korban jiwa dan kerugian secara ekonomi. Apabila mengacu pada analisis Mardiati Nadjib, beban ekonomi secara nasional akibat DBD tahun 2015 mencapai 381,15 juta dollar AS atau Rp 5,3 triliun. Angka tersebut merupakan biaya 898.475 pasien rawat inap dan 596.391 rawat jalan (Kompas, 26 Februari 2019) atau Rp. 5,9 juta setiap penderita. Analisa Suwarta Kosen memperkirakan kerugian selama 50 tahun mencapai Rp. 48,8 triliun.
Belum adanya vaksin dan obat bagi penderita DBD menjadi kendala dalam pencegahan penularan penyakit DBD. Satu-satunya cara pencegahan DBD yang dapat dilakukan adalah dengan pemberantasan vektor DBD. Kegiatan utamanya adalah dengan melakukan upaya Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN).
Pemberantasan Sarang Nyamuk telah diintensifkan sejak tahun 1992 dengan memberdayakan masyarakat melalui gerakan 3M (menguras-menutup-mengubur) dan dikembangkan pada tahun 2000 menjadi 3M Plus yaitu menguras, menutup, mendaur ulang barang-barang yang dapat menjadi tempat perkembangbiakan nyamuk dan melakukan upaya-upaya yang dapat mencegah gigitan nyamuk.
3 M Plus Satu Jam Setiap Minggu Untuk Menghindari Kerugian Trilyunan Rupiah Akibat DBD
Kesadaran masyarakat Indonesia melakukan PSN secara rutin memang masih rendah. Terkadang PSN marak dilakukan secara seremonial saja pada saat dicanangkan oleh pejabat atau tokoh masyarakat. Setelah itu seperti terlupakan.
Pingback: Daftar Artikel Kesehatan - Inspirasi Sanitarian