BiokimiaPengembangan ProfesiPenyehatan Air Minum

Menormalkan Nilai pH Air

Koagulasi ini merupakan proses pengumpulan partikel halus yang tidak mampu diendapkan secara proses gravitasi menjadi partikel yang ukurannya lebih besar dengan bantuan menambahkan bahan koagulan. Baru selanjutnya, partikel-partikel itu dihilangkan melalui proses sedimentasi dan filtrasi.

Sedimentasi (untuk menormalkan nilai pH)

Sedimentasi ini merupakan suatu proses pengendapan partikel-partikel padat yang tersuspensi dalam cairan karena pengaruh gravitasi. Proses sedimentasi bisa terjadi bila partikel yang ada itu mempunyai berat jenis yang lebih besar dari berat jenis air. Sehingga, dengan sendirinya (secara gravitasi) partikel tersebut akan tenggelam (mengendap).

Filtrasi (untuk menormalkan nilai pH)

Filtrasi itu, tidak lain adalah proses penyaringan. Yaitu suatu proses untuk menghilangkan zat pada tersuspensi, yang diukur dengan tingkat kekeruhan dari air melalui media berpori. Artinya, penyaringan melalui media berpori terjadi dengan cara menghambat partikel-partikel ke dalam ruang pori, sehingga terjadi pengumpalan dan tumpukkan partikel pada permukaan butiran media. Dampaknya, dengan tumpukan partikel yang melekat (menempel) pada butiran media tersebut, maka akan membuat air tidak keruh dan menjadi lebih bersih.

Jadi, silahkan melakukan ujicoba dengan variasi ketebalan dan media filtrasi yang digunakan untuk menyelasaikan kasus yang dialami saudara Handryani tersebut. Paling tidak, hasil penelitian Ahmad Mashadi, dkk. (2018), yang menggunakan bahan media filter berupa: pasir, karbon aktif, zeolit, kerikil (untuk kerikil dan pasir dicuci bersih dan dikeringkan dibawah terik matahari) menyebutkan berpengaruh pada peningkatan pH, penurunan besi (Fe), dan penurunan kekeruhan.

Berdasarkan penelitian tersebut, ternyata peningkatan pH yang efektif adalah dengan menggunakan filter yang ketebalan karbon aktifnya lebih besar. Perbandingannya, yaitu: pasir (20 cm); karbon aktif (40 cm); dan zeolit (30 cm).

BACA JUGA:  Manajemen Sumber Daya Air

Akhirnya, semoga penjelasan ini bisa menjawab dan bermanfaat bagi siapapun yang membacanya. Jangan lupa tulis komentar dan ikuti update terbaru dari www.insanitarian.com lewat media soaial kami di:

Instagram: https://www.instagram.com/arda.dinata/

Facebook: https://web.facebook.com/Inspirasiarda

Silakan share informasi ini agar nilai manfaatnya bisa dirasakan para Sanitarian lainnya. Oke, saya tunggu juga tanggapannya di kolom komentar ya!***

Arda Dinata

_❤oOo❤_

Arda Dinata, adalah kolomnis tetap di Sanitarian Indonesia (https://insanitarian.com). Aktivitas hariannya sebagai peneliti, sanitarian, dan penanggungjawab Laboratorium Kesehatan Lingkungan, tinggal di Pangandaran.

_❤oOo❤_

Nikmati tulisan lainnya di sini yang sesuai kategori:

Anda tidak ingin ketinggalan informasi dari leman website In SANITARIAN INDONESIA di  https://insanitarian.com/! Caranya klik whatsApp di bawah ini:

Arda Dinata adalah Penulis buku Strategi Produktif Menulis dan penulis kolom di

https://insanitarian.com/ ,

http://www.produktifmenulis.com,

https://ardadinata.com/, dan

https://www.miqraindonesia.com/

Sanitasi & Sanitarian

Arda Dinata

*Arda Dinata, adalah kolomnis tetap di Sanitarian Indonesia (https://insanitarian.com). Aktivitas hariannya sebagai peneliti, sanitarian, dan penanggungjawab Laboratorium Kesehatan Lingkungan, tinggal di Pangandaran.

2 komentar pada “Menormalkan Nilai pH Air

  • Arman Tadon

    Terima kasih informasinya pak.
    Mau bertanya juga ni pak, bagaimana cara pengelolaan sampah yang baik di puskesmas yang sangat terpencil jika belum memiliki incenerator dan lokasinya sangat jauh dari Rumah sakit Yg memiliki incenerator dan jarak tempuhnya harus menyebrangi pulau sehingga tdk memungkinkan untuk dilakukan Kerja sama pengelolaan sampah dng pihak Rumah sakit…
    Apakah harus dng bak septik di dalam tanah ?
    Mohon penjelasannya.
    Terima kasih

  • Sama-sama… moga sehat selalu…
    Memang, terkait itu harus didiskusikan dengan berbagai pihak yang berkepentingan. Alternatif itu bisa juga dilakuakan. Tapi, secara teknis intinya teknologi tepat guna yang kita gunakan itu masih memenuhi syarat dan tidak mencemari lingkungan. Lebih rinci doakan nanti saya coba bikin ulasannya dalam tulisan-tulisan berikutnya. Mohon bersabar ya! Makasih. salam sehat sukses selalu. Aamiin…

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: