Sanitasi, Desinfeksi Lingkungan, dan Rumah Sakit
Sanitasi, desinfeksi lingkungan, dan rumah sakit adalah tiga komponen yang saling terkait. Dalam jurnal kesehatan lingkungan tersebut, dituliskan penanganan Covid19 di rumah sakit sesuai anjuran World Health Organization (WHO) adalah melalui screening dan triase bagi pasien suspek Covid19, penggunaan APD (Alat Pelindung Diri) bagi tenaga kesehatan maupun yang masih training, pelaksanaan disinfeksi dan sanitasi lingkungan di rumah sakit, pengelolaan limbah serta pemisahan pasien yang terinfeksi dan tidak terinfeksi.
In SANITARIAN – Bagi seorang Sanitarian selain menjalankan kegiatan rutin pekerjaannya, untuk meningkatkan pengetahuan dan pengembangan profesinya, maka ia harus rajin membaca mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan sesuai bidang sanitasi lingkungan. Salah satunya adalah membaca jurnal di bidang kesehatan lingkungan terkait: sanitasi, desinfeksi lingkungan, dan rumah sakit.
Ada satu tulisan di Jurnal Kesehatan Lingkungan menurut saya sangat menarik untuk kita baca dan direnungkan karya Devi Anggraini dan Kusuma Scorpia Lestari dengan judul “Implementation of Environmental Sanitation and Disinfection in Hospitals to Reduce the Spread of Covid19: A Literature Review.” Artikel jurnal ini sangat terkait dengan sanitasi, desinfeksi lingkungan, dan rumah sakit.
Tulisan ini dilatarbelakangi bahwa penularan Covid19 terjadi melalui permukaan padat, udara, dan limbah yang terjadi di area rumah sakit memerlukan pemantauan desinfeksi dan sanitasi untuk memastikan tidak tercipta klaster baru dan pasien rawat jalan tidak terinfeksi virus SARS-CoV-2 di rumah sakit.
Artikel jurnal itu, ditulis dengan menggunakan metode literature review, dipilih 11 artikel relevan yang memenuhi kriteria inklusi. Dalam hasil penelitian, terdapat kumpulan sampel di permukaan padat, udara dan limbah baik di area medis maupun non medis yang mengandung RNA SARS-CoV-2. Benda-benda umum di mana SARS-CoV-2 ditemukan termasuk gagang pintu, mangkuk toilet, tombol flush toilet, dan perangkat medis.
Di bidang non-medis, objeknya antara lain pada keyboard komputer, mouse, dan monitor. Desinfeksi permukaan berbasis klorin, pemantauan sanitasi lingkungan dengan mengganti bantal dan sprei serta membersihkan meja secara berkala.
Kesimpulan yang didapatkan bahwa pelaksanaan sanitasi dan desinfeksi lingkungan efektif dalam mengeliminasi virus SARS-CoV-2 di rumah sakit. Studi menunjukkan bahwa disinfeksi 95% hingga 99,99% efektif dalam menghilangkan virus SARSCoV-2. Selain itu, virus SARS-CoV-2 tidak ditemukan di ruang isolasi tetapi berada di area rumah sakit umum lainnya.
Desinfeksi Lingkungan Rumah Sakit
Sanitasi, desinfeksi lingkungan, dan rumah sakit ada tiga komponen yang saling terkait. Dalam jurnal kesehatan lingkungan tersebut, dituliskan penanganan Covid19 di rumah sakit sesuai anjuran World Health Organization (WHO) adalah melalui screening dan triase bagi pasien suspek Covid19, penggunaan APD (Alat Pelindung Diri) bagi tenaga kesehatan maupun yang masih training, pelaksanaan disinfeksi dan sanitasi lingkungan di rumah sakit, pengelolaan limbah serta pemisahan pasien yang terinfeksi dan tidak terinfeksi.
Penularan virus SARS-CoV-2 dipahami menyebar melalui tetesan yang kemudian menempel pada permukaan benda. Dalam jurnal tersebut dituliskan bahwa tingkat positif permukaan di area terkait medis mencapai 24,83%, dengan umum bangsal isolasi dan unit perawatan intensif sebesar 25,00% dan 37,50%. Selain itu, ada lima lokasi umum terdeteksinya virus SARS-CoV-2, yaitu beeper (tombol panggil di kamar pasien) (50,00%), tombol mesin air (50,00%), tombol lift (42,86%) mouse komputer (40,00%). ), dan telepon (40.00%).
Berdasarkan data tersebut, dapat disimpulkan bahwa virus tidak hanya menyebar di tempat pasien yang terinfeksi berada, tetapi juga di lokasi lain di mana pengunjung dapat berbaur dan di semua bagian yang sering disentuh oleh staf rumah sakit dan pasien rawat jalan.
Untuk itu, kegiatan desinfeksi dan pengawasan sanitasi lingkungan di rumah sakit harus dilakukan untuk mencegah dan mengendalikan virus agar tidak menulari pasien lain yang negatif Covid19. Penggunaan desinfektan menggunakan larutan untuk mengurangi infeksi nosokomial di rumah sakit dapat diaplikasikan dengan kain yang dibasahi desinfektan yang dapat mengurangi bakteri atau virus sebesar 10%. Penggunaan desinfektan bisa gagal, jika tidak diterapkan dengan benar.
Sebagai catatan akhir dari isi jurnal kesehatan lingkungan yang diterbitkan oleh Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga itu, bahwa efisiensi hingga 100% dapat dicapai dengan menangani produk desinfeksi secara tepat. Adapun penyehatan lingkungan yang diterapkan di rumah sakit itu meliputi kebersihan di setiap area rumah sakit, pengelolaan air bersih, dan pengelolaan sampah di rumah sakit.
Semoga ulasan sanitasi, desinfeksi lingkungan, dan rumah sakit yang bersumber dari artikel jurnal karya Devi Anggraini dan Kusuma Scorpia Lestari tersebut dapat bermanfaat. Untuk membaca secara penuh artikel jurnal kesehatan lingkungan tersebut, teman-teman Sanitarian bisa langsung membaca dan mengunduhnya di sini: Implementation of Environmental Sanitation and Disinfection in Hospitals to Reduce the Spread of Covid19: A Literature Review.