Jurnal Kesehatan LingkunganKesehatan LingkunganOpiniPembuangan Tinja & Air LimbahTeknologi Tepat Guna

Pemulihan Sumber Daya Kotoran Manusia

Ion besi (Fe3+) juga telah digunakan untuk pemulihan fosfor (Jadhav and Hocheng, 2016). Diperkirakan bahwa fosfor yang tersedia dari urin dan feses yang diproduksi di perkotaan adalah sekitar 0,88 juta metrik ton dan akan meningkat seiring pertumbuhan penduduk hingga lebih dari 1,5 juta metrik ton pada tahun 2050 (Mihelcic, Fry and Shaw, 2011). 

Dengan demikian, memulihkan fosfor dari urin dan feses akan terus menjadi pilihan yang menarik. Teknologi lain yang mengubah sistem pengolahan air limbah, seperti pertukaran ion, membran, dan sistem bio-elektrokimia (BES), juga telah diselidiki. 

BES adalah titik pusat penelitian penting baru-baru ini karena mereka menyediakan perawatan di tempat, penghilangan kontaminasi yang luas, dan produksi energi. Mereka juga mudah dikelola dan dioperasikan (Zöllig et al., 2017), karena mereka menggunakan mikroorganisme untuk mengkatalisis reaksi oksidasi dan/atau reduksi pada elektroda (misalnya, anoda atau katoda) secara kolektif  (Nancharaiah, Venkata Mohan and Lens, 2016).

 Sel Bahan Bakar Mikroba (MFC) dan Sel Elektrolisis Mikroba (MECs) adalah dua kunci teknologi elektrokimia mikroba (Ledezma et al., 2015). Ini pertama kali ditunjukkan pada tahun 2012 bahwa MFC menghasilkan listrik dari urin yang diencerkan, dan listrik ini dapat digunakan untuk menghidupkan telepon seluler (Ieropoulos et al., 2013). 

Selanjutnya, penelitian tentang sistem MFC yang disempurnakan bertujuan untuk memperbaiki struktur katoda, menyediakan pemulihan nutrisi/energi yang lebih efisien, dan mendukung inaktivasi patogen (Ieropoulos, Pasternak and Greenman, 2017), (Merino-Jimenez et al., 2017), (Salar-Garcia et al., 2017), (Zang et al., 2012). MEC biasanya dikaitkan dengan produksi hidrogen dan pemulihan nutrisi (Kuntke et al., 2014).

Para peneliti berfokus pada pemulihan nutrisi yang efisien dengan mengendalikan rasio beban, mengubah kondisi arus listrik, dan mengembangkan elektroda (Dbira et al., 2015), (Dbira et al., 2015), (Yuan and Kim, 2017). Sampai saat ini, banyak teknologi telah dikembangkan dan dimodifikasi, yang menunjukkan perlunya inovasi dan spesialisasi untuk memenuhi kebutuhan yang berbeda untuk berbagai negara dan wilayah.

BACA JUGA:  Sebuah Sudut Pandang: Melihat “Benefit Effect” Dari Pandemi Covid-19

Untuk pembahasan kategori lainnya akan dibahas dalam artikel berikutnya. Jadi ikuti terus postingan dari www.insanitarian.com, jangan sampai ketinggalan ya!

Untuk mendapatkan update tentang informasi terbaru dari www.Insanitarian.com, silahkan ikuti kami lewat media sosial di bawah ini:

Instagram: https://www.instagram.com/arda.dinata/

Facebook: https://web.facebook.com/Inspirasiarda

Silakan share informasi ini agar nilai manfaatnya bisa dirasakan para Sanitarian lainnya. Oke, saya tunggu juga tanggapannya di kolom komentar ya!

_❤oOo❤_

Arda Dinata, adalah kolomnis tetap di Sanitarian Indonesia (https://insanitarian.com). Aktivitas hariannya sebagai peneliti, sanitarian, dan penanggungjawab Laboratorium Kesehatan Lingkungan, tinggal di Pangandaran.

_❤oOo❤_

Nikmati tulisan lainnya di sini yang sesuai kategori:

Anda tidak ingin ketinggalan informasi dari leman website In SANITARIAN INDONESIA di  https://insanitarian.com/! Caranya klik whatsApp di bawah ini:

Arda Dinata adalah Penulis buku Strategi Produktif Menulis dan penulis kolom di

https://insanitarian.com/ ,

http://www.produktifmenulis.com,

https://ardadinata.com/, dan

https://www.miqraindonesia.com/

Sanitasi & Sanitarian

Arda Dinata

*Arda Dinata, adalah kolomnis tetap di Sanitarian Indonesia (https://insanitarian.com). Aktivitas hariannya sebagai peneliti, sanitarian, dan penanggungjawab Laboratorium Kesehatan Lingkungan, tinggal di Pangandaran.

3 komentar pada “Pemulihan Sumber Daya Kotoran Manusia

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: