Gejala Klinis Malaria (Catatan Hari Malaria Sedunia)
Bersahabat dengan malaria, inilah inovasi dalam capai eliminasi malaria dan sebagai kunci dalam wujudkan Indonesia bebas malaria. Apalagi, Kementerian Kesehatan menargetkan Indonesia bebas malaria di tahun 2030. Yakni, ada sebanyak 5 regional telah ditetapkan sebagai target eliminasi untuk mencapai bebas malaria.
Arda Dinata
Oleh: Arda Dinata
Setiap tanggal 25 April, kita memperingati Hari Malaria Sedunia. Tema Nasional Peringatan Hari Malaria Sedunia tahun 2022 adalah “Ciptakan Inovasi Capai Eliminasi, Wujudkan Indonesia Bebas Malaria”.
Agar lewat momen perayaan ini, jargon yang diusung menjadi kena, maka kita harus memandang malaria itu sebagai “sahabat kita.” Mengapa? Sebab, lewat kita bersahabat kita menjadi tahu apa itu penyakit malaria, cara mengenal sejak dini resiko kejadian malaria tersebut.
Urutan Isi Tulisan:
Kenali Sejak Dini Resiko Malaria
❤oOo❤_

Gejala klinis malaria meliputi keluhan dan tanda klinis, yang dipengaruhi oleh jenis plasmodium, imunitas tubuh dan jumlah parasit yang menginfeksi. Gejala klasik malaria biasa terdiri dari tiga stadium yang sering disebut trias malaria.
Pertama, periode dingin. Mulai menggigil kulit dingin dan kering, seluruh badan bergetar dan gigi-gigi gemeretak, pucat sampai sianosis seperti orang kedinginan. Periode ini berlangsung 15 menit sampai satu jam diikuti dengan naiknya temperatur.
Kedua, periode panas. Muka merah, kulit panas dan kering, nadi cepat dan panas badan tetap tinggi dapat mencapai 40°C atau lebih, respirasi meningkat, nyeri kepala, nyeri retro orbital, muntah-muntah, syok. Periode ini biasanya lebih lama dari fase dingin, dapat mencapai 2 jam atau lebih diikuti dengan keadaan berkeringat.
Ketiga, periode berkeringat. Pada periode ini penderita mulai berkeringat dari temporal, diikuti seluruh tubuh, sampai basah, temperature turun, lelah dan sering tertidur. Dan apabila penderita bangun akan merasa sehat dan bisa melakukan aktifitas seperti biasa.
Daerah dengan endemisitas malaria tinggi, seringkali pada orang dewasa tidak ditemukan gejala klinis meskipun dalam darahnya ada parasit malaria. Hal ini merupakan imunitas yang terjadi akibat infeksi berulang-ulang. Limpa biasanya membesar pada serangan pertama yang berat atau setelah beberapa kali serangan dalam waktu lama.
Gejala malaria klinis lainnya adalah badan terasa lemas dan pucat karena kekurangan darah dan berkeringat, nafsu makan menurun, mual-mual yang kadang-kadang juga muntah, sakit kepala yang berat dan terus-menerus khususnya infeksi P.falciparum, jika gejala menahun terjadi pembesaran limpa. Pada anak-anak, makin muda usia gejala klinisnya makin tidak jelas, yang menonjol adalah mencret (diare dan pucat karena anemi serta adanya riwayat/ kunjungan ke/berasal dari daerah endemis malaria). (Bersambung).
Urutan Isi Tulisan:
Pingback: Obat Anti Malaria (Catatan Hari Malaria Sedunia) - Inspirasi Sanitarian
Pingback: Faktor Risiko Malaria (Catatan Hari Malaria Sedunia) - Inspirasi Sanitarian
Pingback: Kenali Sejak Dini Resiko Malaria (Catatan Hari Malaria Sedunia) - Inspirasi Sanitarian
Pingback: Bersahabat Dengan Malaria (Catatan Hari Malaria Sedunia) - Inspirasi Sanitarian