Info KesehatanLingkungan FisikOpiniPromkes

Selamat Berhenti Merokok

Selamat berhenti merokok. Inilah catatan hari tanpa tembakau sedunia (HTTS). Kalau kita sadar, satu batang rokok yang hanya seukuran pensil sepuluh sentimeter itu, ternyata ibarat sebuah pabrik berjalan yang menghasilkan bahan kimia berbahaya. Satu batang rokok yang dibakar mengeluarkan sekira 4 ribu bahan kimia.

Oleh: Arda Dinata

In SANITARIANTIADANYA komitmen pemerintah Indonesia terhadap kesehatan masyarakat, makin tercermin dengan dihapuskannya batas tar dan nikotin dalam revisi peraturan pemerintah No. 18 tahun 1999 tentang pengamanan rokok bagi kesehatan. Padahal, asap rokok secara ilmiah sudah terbukti menyebabkan setidaknya 25 jenis penyakit.

Artinya, saat berbagai negara — termasuk negara berkembang — memperketat peraturan soal rokok untuk melindungi kesehatan rakyatnya, Namun, Indonesia justru menjadi surga bagi industri rokok.

Kebijakan menaikkan harga rokok, apapun bentuknya, sudah lama dinanti masyarakat. Menurut Dr. Fernando Antezana, jika aksi-aksi yang keras tidak segera diambil, epidemi tembakau akan menyebabkan kematian dini sekira 250 juta anak dan remaja yang hidup saat ini.

Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018 yang menunjukkan semakin meresahkan dengan terjadinya peningkatan prevalensi perokok anak dan remaja usia 10-18 tahun dari 7,2% di tahun 2013 menjadi 9,1 % di tahun 2018. Peningkatan konsumsi perokok anak tidak terlepas dari iklan promosi yang sangat menarik bagi anak-anak dan remaja, disamping harga rokok yang murah, bisa dibeli batangan dan aturan atau larangan yang tidak pernah konsisten dijalankan.

Anak-anak sangat mudah tertarik kepada promosi tersebut. Begitu mencoba rokok, beberapa waktu kemudian menjadi adiksi (ketergantungan) yang boleh jadi tidak dapat dihentikan berpuluh tahun, sampai pada waktunya divonis dokter atau berakhir hidupnya.

Walaupun bukti-bukti pengaruh dan kerugian akibat merokok itu begitu mengerikan, kelihatannya penanggulangan masalah merokok hingga saat ini masih belum didukung kemauan politik (political will) serius pemerintah. Buktinya, keselamatan dan kenyamanan bagi orang yang tidak merokok di tempat-tempat umum masih diabaikan.

Walau demikian, kita berharap dengan pemerintah Indonesia mulai tahun 2022 ini menaikkan tarif baru cukai rokok, harga rokok dan produk olahan tembakau, seperti rokok elektrik. Kebijakan menaikkan harga rokok adalah merupakan sikap tepat dan bijaksana dari pemerintah.

BACA JUGA:  Obat Anti Malaria (Catatan Hari Malaria Sedunia)

Wahai perokok…! Bukankah seseorang akan senantiasa mencintai apa yang dicintai oleh kekasih-Nya (lebih-lebih, bila kita ingin dicintai-Nya), maka kita pun akan membenci yang dibenci-Nya.

Allah SWT tidak menyukai asap rokok, lantaran ia adalah khabaits sesuatu yang buruk. Allah berfirman, “Menghalalkan bagi mereka segala yang baik dan mengharamkan bagi mereka segala yang ‘khabaits’ (yang buruk).” (QS. Al-A’raf: 157).

Bahayakan Tubuh

Kalau kita sadar, satu batang rokok yang hanya seukuran pensil sepuluh sentimeter itu, ternyata ibarat sebuah pabrik berjalan yang menghasilkan bahan kimia berbahaya. Satu batang rokok yang dibakar mengeluarkan sekira 4 ribu bahan kimia (Baca: Bahan Kimia Dalam Rokok).

Menurut Dr. R.A. Nainggolan (1998), terdapat beberapa bahan kimia yang ada dalam rokok. Di antaranya, acrolein, merupakan zat cair yang tidak berwarna, seperti aldehyde. Zat ini sedikit banyaknya mengandung kadar alkohol. Artinya, acrolein ini adalah alkohol yang cairannya telah diambil. Cairan ini sangat mengganggu kesehatan.

Melihat dari kandungan bahan-bahan kimia yang terdapat dalam rokok tersebut, kita tidak akan menyangsikan lagi kalau rokok itu merupakan sumber bencana dan perusak tubuh bagi yang mengisapnya. Salah satu proses yang memang belum berdampak pada penampilan fisik perokok adalah gangguan pada sistem sirkulasi darah, yang akhirnya memicu penyakit jantung.

Kami menggolongkan mereka sebagai ‘perokok sehat,’ kata Dr. Johannes Czenin, Rektor kepala pada Departemen Molekular dan Farmakologi UCLA. Lebih lanjut dikemukakan, walau belum ada indikasi jantung koroner, toh ada abnormalitas yang kami sebut vosomotion, atau perubahan pada aliran darah.

Sementara itu, berdasarkan laporan Badan Lingkungan Hidup Amerika (EPA – Environmental Protection Agency) mencatat tidak kurang dari 300 ribu anak-anak berusia 1 hingga 1,5 tahun menderita bronchitis dan pneumonia, karena turut mengisap asap rokok yang diembuskan orang di sekitarnya terutama ayah-ibunya.

Selain anak-anak, kecenderungan peningkatan jumlah korban asap rokok juga terlihat pada kaum wanita. Nasib kaum ibu bersuamikan perokok agaknya tak berbeda jauh dengan anak-anak yang memiliki keluarga perokok. Penelitian yang dilakukan EPA menghasilkan kesimpulan bahwa dari 30 wanita, 24 di antaranya berisiko tinggi terserang kanker paru-paru bila suaminya perokok.

Di bagian lain, menurut para peneliti di Fakultas Kedokteran Universitas New York, wanita yang merokok lebih dari 10 batang per hari memiliki peluang memasuki monopause dini 40 persen lebih besar ketimbang para wanita yang tidak merokok. Dalam studi itu, para peneliti mengamati 4.694 wanita selama lebih dari lima tahun. Ternyata, wanita perokok rata-rata memasuki masa monopause lebih cepat 9 bulan ketimbang wanita yang tidak merokok.

Setelah kita mengetahui kandungan bahan-bahan kimia berbahaya dalam rokok dan akibatnya bagi kesehatan manusia, maka alangkah bodohnya manusia yang masih merokok dan tidak ada niatan untuk berhenti merokok. Selamat Anda mampu berhenti merokok!

Metode Berhenti Merokok

Selamat berhenti merokok, Anda pasti bisa melakukannya! Menurut Kurt Salzer, dalam Thrirteen Ways to Break the Smoking Habit, ada 13 metode berhenti merokok, yaitu:

(1) Menyadari apa sebabnya Anda merokok.

BACA JUGA:  3 M Plus Satu Jam Setiap Minggu Untuk Menghindari Kerugian Trilyunan Rupiah Akibat DBD

(2) Langsung berhenti merokok.

(3) Jangan merokok waktu melakukan sesuatu atau sewaktu mengemudikan kendaraan.

(4) Katakan kepada diri, “Saya tidak akan merokok hari ini”.

(5) Tentukan suatu hari untuk berhenti merokok.

(6) Katakan, “ya” bagi kesehatan Anda, dan katakan “tidak” untuk penyakit.

Arda Dinata

*Arda Dinata, adalah kolomnis tetap di Sanitarian Indonesia (http://insanitarian.com). Aktivitas hariannya sebagai peneliti, sanitarian, dan penanggungjawab Laboratorium Kesehatan Lingkungan, tinggal di Pangandaran.

Tinggalkan Balasan

error: