Jangan Jadikan Mereka Korban Pneumonia dan Asap Rokok
Jangan jadikan mereka korban pneumonia dan asap rokok.
Kehadiran buah hati merupakan hal yang paling membahagiakan bagi orang tua. Banyak hal dilakukan untuk mempersiapkan tumbuh kembang yang terbaik untuk sang buah hati, salah satunya adalah menjaga si kecil terhindar dari penyakit. Salah satu penyakit yang banyak menyerang balita di Indonesia adalah batuk, baik batuk ringan maupun batuk sistem pernapasan bawah. Pada kondisi batuk ringan, pengobatan tidak memerlukan waktu yang lama. Namun untuk batuk yang mengindikasikan masalah sistem pernapasan bawah seperti Bronkhitis, TBC, dan Pneumonia, pengobatannya membutuhkan waktu lama dan dibawah pengawasan tenaga medis.
Oleh: Heni Prasetyowati
Salah satu masalah saluran pernapasan yang dapat menyerang balita adalah Pneumonia. Pneumonia merupakan infeksi akut sistem pernapasan bawah yang disebabkan oleh virus, bakteri dan mikroorganisme lainnya. Infeksi virus, bakteri ataupun mikroorganisme tersebut menyebabkan kantong udara pada paru-paru yang seharusnya berisi udara menjadi berisi cairan atau nanah. Gejala awal yang kerap muncul dalam pneumonia adalah demam, sesak napas, sakit kepala, menggigil, dan batuk yang disertai dengan dahak. Faktor kekurangan oksigen akan menyebabkan penderita pneumonia mengalami napas cepat, batuk berdahak, demam, menggigil, dan bahkan mengakibatkan kematian.
Sepintas, gejala pneumonia seperti gejala batuk yang banyak ditemukan pada balita pada umumnya, sehingga banyak masyarakat yang tidak menganggap serius. Namun ternyata pneumonia merupakan penyakit pembunuh utama di dunia karena penyakit ini termasuk ke dalam kategori penyakit yang mematikan. Pneumonia memang tidak hanya menyerang usia balita, namun data di Indonesia menunjukkan prevalensi pneumonia paling tinggi terjadi pada umur 1-4 tahun. Rata-rata setiap harinya balita yang meninggal akibat pneumonia adalah sekitar 83 balita. Berdasarkan data tersebut dapat diketahui penyakit pneumonia berperan terhadap tingginya angka kematian balita di Indonesia.
Tingginya kematian akibat pneumonia pada balita disebabkan karena imunitas balita yang belum sempurna dan sekuat orang dewasa. Pada masa balita, organ-organ pada tubuh masih dalam masa pertumbuhan, termasuk organ-organ pada sistem pernapasannya. Ketika balita mengalami radang di hidung, sebaran infeksinya bisa lebih cepat menjalar ke jaringan paru dikarenakan saluran pernapasan balita yang lebih pendek daripada orang dewasa. Karena itulah balita menjadi yang paling rawan terkena penyakit pneumonia. Selain faktor imunitas tubuh, beberapa penelitian menunjukkan faktor risiko lain untuk pneumonia, antara lain faktor instrinsik meliputi jenis kelamin, umur, status gizi, dan status imunisasi; serta faktor ekstrinsik meliputi kepadatan hunian dalam satu rumah, kondisi sanitasi rumah tinggal dan paparan asap rokok.
Pingback: DAFTAR ARTIKEL KESEHATAN - Inspirasi Sanitarian