EntomologiKesehatan LingkunganOpiniVektor dan Binatang Pengganggu

Demam Berdarah dan Bersahabat dengan Nyamuk

Ada apa demam berdarah dan bersahabat dengan nyamuk? Atasi demam berdarah, kuncinya adalah bersahabat dengan nyamuk. Ibarat seorang sahabat, nyamuk itu hidup begitu dekat dan berdampingan dengan manusia. Mereka siap kapan saja berkunjung dan bertamu ke rumah manusia. Atas dasar itulah, sesungguhnya kita dapat mencegah kehadiran nyamuk DBD itu. Caranya yaitu dengan memahami (bersahabat) kebiasaan dan perilaku nyamuk itu sendiri.

(Arda Dinata)
Oleh: Arda Dinata

In SANITARIAN – Setiap tanggal 22 April, kita memperingati hari Demam Berdarah. WHO menggolongkan penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) ini sebagai satu di antara 17 penyakit infeksi tropik terabaikan. Penyakit DBD ini disebabkan virus dengue yang ditularkan dari orang ke orang melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti, walau ada juga yang ditularkan Aedes albopictus.

Jenis nyamuk tersebut terdapat hampir di seluruh pelosok Indonesia. Pantas saja, dalam konteks ini WHO menyatakan kalau DBD ini sebagai salah satu masalah utama/penting dari penyakit virus yang disebarkan nyamuk.

Bahkan secara total, di dunia ada 30 kali peningkatan dalam 50 tahun belakangan ini. Sekarang ini lebih dari 2,5 miliar manusia, sekitar 1/3 penduduk dunia, di lebih dari 100 negara, ada risiko untuk tertular demam dengue, sementara sebelum 1970 hanya ada 9 negara yang melaporkan epidemi dengue yang berat (Aditama; 2015).

Dalam laporan penelitian pemetaan status kerentanan Aedes aegypti terhadap insektisida tahun 2015 saja dituliskan bahwa jumlah kab/kota endemis demam berdarah dengue di Indonesia memperlihatkan adanya peningkatan dari tahun 2009-2011. Tahun 2008, dilaporkan 355 kab/kota (71,7%), 2009 sebanyak 384 kab/kota (77,26%), 2010 sebanyak 400 kab/kota (80,48%), 2011 sebanyak 374 kab/kota (75,25%), dan tahun 2013 sebanyak 411 kab/kota (93,4%) endemis DBD.

BACA JUGA:  Manusia dan Lingkungan: Kunci Atasi Masalah Kesehatan Lingkungan

Bahkan, sebanyak 11 provinsi semua kab/kota (100%) di Indonesia merupakan endemis DBD, yaitu Provinsi Riau (12 kab/kota), Bengkulu (10 kab/kota), Kepulauan Bangka Belitung (7 kab/kota), DKI Jakarta (6 kota), Jawa Barat (26 kab/kota), Jawa Tengah (38 kab/kota), DI Yogyakarta (5 kab/kota), Jawa Timur (38 kab/kota), Banten (8 kab/kota), Bali (9 kab/kota), dan Kalimantan Timur (14 kab/kota). Penyebaran kasus DBD tidak hanya di daerah perkotaan tetapi meluas sampai perdesaan dengan sirkulasi serotipe bervariasi. (Ipa; 2015).

Manajemen Penanggulangan Penyakit Bersumber Nyamuk
Ilustrasi: Situasi Dengue (DBD) di Indonesia pada minggu ke 14 Tahun 2022 (Sumber: ptvz.kemkes.go.id).

Sementara itu, data yang disampaikan Direktorat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tular Vektor dan Zoonotik (Dit. P2PTVZ) Kementerian Kesehatan, menyebutkan bahwa situasi Dengue/DBD di Indonesia sampai dengan Minggu ke 14 tahun 2022, yaitu:

– Kasus Dengue/DBD tahun 2021 sebanyak 73.518 kasus
Kematian DBD 705
IR 27/100.000 penduduk
CFR 0,9 %
Dengue/DBD tersebar di 474 kab/kota, pada 34 provinsi.

– Kasus Dengue/DBD tahun 2022 sampai minggu ke 14 secara kumulatif terlaporkan 32.213 kasus dengan 323 kematian DBD
IR 11,72 / 100.000 penduduk
CFR 1,0 %

Arda Dinata

*Arda Dinata, adalah kolomnis tetap di Sanitarian Indonesia (http://insanitarian.com). Aktivitas hariannya sebagai peneliti, sanitarian, dan penanggungjawab Laboratorium Kesehatan Lingkungan, tinggal di Pangandaran.

Tinggalkan Balasan

error: