Strategi Utama Atasi DBD
Bagaimana strategi utama atasi DBD itu?
“Hambatan ketidaktahuan masyarakat mengenai hal-ihwal penyakit DBD, yang menjadi penyebab utamanya.”
Dr. Handrawan Nadesul
Oleh: Arda Dinata
In SANITARIAN – Penyakit DBD (demam berdarah dengue) masih menjadi masalah nasional di Indonesia. Tidak ada cara lebih ampuh untuk mengakselerasi upaya pemberantasan penyakit DBD selain dengan cara memberdayakan masyarakat.
Apalagi, hampir 40 tahun Indonesia bergelut melawan DBD, dan belum juga berhasil memenangkan pertarungan. Kegagalan kita mengalahkan DBD bukan disebabkan oleh kelangkaan dana, jeleknya system pemberantasan, atau lemahnya layanan kesehatan, melainkan lebih karena masyarakat sendiri belum diberdayakan, dan belum tergugah berpartisipasi bersama-sama melawan DBD.
Jargon tersebut bukan asal ucap. Namun, ini didasari karena tangan-tangan pemerintah sendiri boleh dibilang kelewat pendek untuk menangani dan menjangkau luas serta lebarnya masalah DBD yang terjadi menghantui ribuan pulau di tanah air. “Hambatan ketidaktahuan masyarakat mengenai hal-ihwal penyakit DBD, yang menjadi penyebab utamanya,” tulis Dr. Handrawan Nadesul dalam buku Cara Mudah Mengalahkan Demam Berdarah.
Di snilah, perlu dan penting adanya pemberdayaan masyarakat seputar penyakit DBD. Sehingga masyarakat dapat melakukan upaya pencegahan sedini mungkin. Mencegah adalah cara terbaik dan termurah untuk penanggulangan penyakit DBD. Kondisi ini menjadi penting untuk menghindari keterlambatan penanganan yang ditimbulkan penyakit DBD.
Artinya, jika terlambat ditangani, penyakit DBD bisa lebih dahsyat dari kasus AIDS. Lebih jauh menurut Handrawan Nadesul, paling tidak ada tiga alasan.
Pertama, sebab penyakit DBD bisa langsung merenggut nyawa.
Kedua, gejala dan tanda DBD tidak selalu tampil nyata, sehingga tidak selalu mudah dikenali. Maka, tak jarang terlambat diobati, dan akibatnya sering fatal.
Ketiga, oleh karena satu-satunya cara jitu mencegah DBD hanya dengan memberantas nyamuk Aedes aegypti, selain Aedes albopictus. Caranya dengan membunuh jentik atau larva nyamuk yang tempat perindukannya di air jernih tergenang.
Di sini, yang harus jadi catatan adalah oleh karena untuk pencegahan tak mungkin mengandalkan hanya kesadaran orang perorang saja, maka pemerintah dalam kegiatan pemberantasan penyakit DBD harus melibatkan peran serta seluruh warga masyarakat.
Lalu, bagaimana cara dan strategi yang kita lakukan untuk upaya pemberdayaan masyarakat dalam penanggulangan DBD tersebut?
Strategi Utama
Apa strategi utama atasi DBD? Pada konteks pemberdayaan masyarakat dalam penanggulangan DBD ini, kita perlu melakukan kegiatan yang dikenal sebagai 3-M, yakni menguras bak mandi, membubuhi bubuk abate ke panampungan air, menutup wadah penampungan air, mengubur dan menimbun barang bekas yang dapat menampung air hujan.
Dalam bahasa lain, tindakan yang perlu kita lakukan secara teratur adalah memberantas jentik dan menghindari gigitan nyamuk demam berdarah. Adapun perilaku pemberdayaan yang senantiasa menjadi kebiasaan masyarakat sebagai aplikasi dari gerakan 3-M adalah: Pertama, menguras tempat-tempat penampungan air seperti bak mandi/WC, tempayan, ember, vas bunga, tempat minum burung dan lainnya seminggu sekali.
Kedua, menutup rapat semua tempat penampungan air seperti ember, gentong, drum dan lainnya. Ketiga, mengubur semua barang-barang bekas yang ada di sekitar/di luar rumah yang dapat menampung air hujan.
Selain itu, kita juga perlu memberantas jentik dan menghindari gigitan nyamuk. Cara untuk membunuh jentik nyamuk demam berdarah yang ada di tempat air yang sulit dikuras atau daerah sulit air yaitu dengan menaburkan bubuk temephos (abate) atau altosid 2-3 bulan sekali dengan takaran 1 gram abate untuk 10 liter air atau 2,5 gram altosid untuk 100 liter air.
Usaha lain yang dapat dilakukan masyarakat, diantaranya dengan memelihara ikan pemakan jentik nyamuk, mengusir nyamuk dengan menggunakan obat nyamuk, mencegah gigitan nyamuk dengan memakai obat nyamuk gosok, memasang kawat kasa pada jendela dan ventilasi, serta tidak membiasakan menggantung pakaian di dalam kamar.
Terkait dengan usaha untuk kesuksesan strategi utama pemberdayaan masayarakat dalam penanggulangan DBD ini, maka di sini diperlukan perencanaan adanya pokok dan bentuk kegiatan nyata yang dilakukan oleh kelompok pemberdayaan yang ada di masyarakat.
Berikut ini merupakan pokok-pokok kegiatan yang mestinya dilakukan dalam kelompok pemberdayaan masyarakat tersebut. Pertama, melakukan tata laksana kasus, yang meliputi penemuan kasus, pengobatan penderita, dan sistem pelaporan yang cepat dan terdokumentasi dengan baik.