Kesehatan Lingkungan

Protein Hewani

Protein hewani sebagai zat penting bagi pertumbuhan anak. Protein hewani ini merupakan komponen protein yang berasal dari hewan. Bisa berupa daging sapi, kambing, ayam, bebek, maupun seafood dan telur.  

Oleh: Arda Dinata

In SANITARIAN  – Mengapa protein hewani ini sangat penting perannya dalam pertumbuhan anak? Sebab, protein hewani ini memiliki keunggulan dalam komposisi asam amino esensial yang lebih lengkap dibandingkan protein nabati.

Lebih jauh, dalam konteks kekinian, keberadaan protein hewani dinilai efektif dalam mencegah anak mengalami stunting. Tepatnya, pangan hewani ini mempunyai kandungan zat gizi yang cukup lengkap. Ia juga kaya protein hewani dan vitamin yang sangat mendukung pertumbuhan dan perkembangan anak.

Kementerian Kesehatan RI dalam rilis peringatan HGN ke 63 tahun 2023 menyebutkan, kalau gizi ibu hamil itu penting untuk mencegah stunting yang saat lahir sebesar 23%. Apalagi kita tahu, kondisi stunting saat lahir dapat terjadi akibat kekurangan gizi dan anemia saat remaja sampai saat kehamilan.

Pokoknya, protein hewani ini dinilai efektif dalam mencegah anak mengalami stunting. Plt. Direktur Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) Kementerian Kesehatan Ni Made Diah mengatakan penyebab utama permasalahan gizi adalah asupan gizi yang tidak optimal dan infeksi berulang.

Hal tersebut didukung dari studi yang dilakukan Headey et.al (2018), menyatakan ada bukti kuat hubungan antara stunting dan konsumsi pangan hewani pada balita 6-23 bulan, seperti susu/produk olahannya, daging/ikan dan telur. Penelitian ini menunjukkan konsumsi pangan berasal dari protein hewani lebih dari satu jenis lebih menguntungkan daripada konsumsi satu jenis pangan hewani.

”Protein hewani penting dalam penurunan stunting,” ujar Diah, Jumat (20/1) pada konferensi pers Hari Gizi Nasional ke-63 di Jakarta.

BACA JUGA:  Kulit Tangan, Desinfektan, dan Hand Sanitizer

Kecukupan Protein

Untuk itu, sangat tepat bila dikatakan tingkat kecukupan konsumsi energi dan protein dapat digunakan sebagai indikator untuk melihat kondisi gizi masyarakat. Berdasarkan Susenas 2022, konsumsi protein per kapita sudah berada di atas standar kecukupan konsumsi protein nasional yaitu 62,21 gram namun masih cukup rendah untuk protein hewani yaitu kelompok ikan/udang/cumi/kerang 9,58 gram; daging 4,79 gram; telur dan susu 3,37 gram.

Sementara itu, berdasarkan data Food and Agriculture Organization (FAO), konsumsi telur, daging, susu dan produk turunannya di Indonesia termasuk yang rendah di dunia. Konsumsi telur antara 4-6 kg/tahun; konsumsi daging kurang dari 40 g/orang, serta konsumsi susu dan produk turunannya 0-50 kg/orang/tahun.

Telur merupakan sumber protein, asam amino dan lemak sehat. Sedangkan susu mengandung protein dan kalsium. Makan telur matang dengan susu membuat asupan protein manusia seimbang.

Ketua Umum Pergizi Pangan Indonesia, Prof. Hardiansyah mengatakan dasar dari pertumbuhan tulang itu ada pada tulang rawan. Zat gizi dari pangan hewani bisa membentuk tulang rawan tersebut.

admin

www.insanitarian.com adalah Situs Nasional Seputar Dunia Kesehatan, Hygiene, Sanitasi, dan Kesehatan Lingkungan (Sumber Inspirasi & Referensi Dunia Kesehatan, Sanitasi Lingkungan, Entomologi, Mikrobiologi Kesehatan, dll.) yang dikelola secara profesional oleh Arda Publishing House. Redaksi dengan senang hati menerima kiriman tulisan ilmiah dengan gaya penulisan secara populer. Panjang tulisan antara 8.000 -10.000 karakter.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: